MAKALAH
EKONOMI ISLAM
TEORI KONSUMSI ISLAM
OPTIMAL SOLUTION
DI SUSUN OLEH :
NAMA : RESI WISTOPER
NPM : 1521030514
ALAMAT BLOG : http://resi-wistoper.blogspot.co.id/
DOSEN PEMBIMBING : ANAS MALIK M.E.I
JURUSAN
MUAMALAH
FAKULTAS
SYARIAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI LAMPUNG
2016
Assalammu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami di
beri kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga dan sahabatnya, diiringi dengan upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Tak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Anas Malik M.E.I selaku dosen mata
kuliah “Ekonomi Islam” yang telah memberikan bimbingan
bagaimana cara agar kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai tuntunan.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Akhlak” .
Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa, isi dan segi lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya bagi mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung. Terimakasih.
Wassalammu’alaikum
warahmatullahhi wabarakatuh
Bandar Lampung, 28 Oktober 2016
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu ekonomi modern menganalisis masalah ekonomi, lepas dari
pertimbangan moralitas dan agama. Gejala- gejala yang diamati dijelaskan dengan
logika. Misalnya mengapa di negara-negara maju atau kaya, setiap keluarga
umumnya memiliki sedikit anak? Sedangkan di negara- negara yang belum maju,
jumlah anak per keluarga umumnya banyak? Mengapa perusahaan- perusahaan yang
mempunyai daya monopoli lebih suka menjual produk dalam jumlah lebih sedikit
dengan harga yang lebih tinggi? Dan masih banyak pertanyaan yang lainnya.
Untuk menjawab pertanyaa- pertanyaan di atas, ekonomi
mengembangkan pemahaman- pemahaman dan peralatan analisis ekonomi mikro. Dengan
peralatan itu ilmu ekonomi mengamati prilaku konsumen dan produsen. Prilaku
konsumen penting dibahas untuk memahami sisi permintaan barang dan jasa.
Prilaku produsen penting dibahas untuk memahami isi penawaran barang dan
jasa.
B.
Rumusan
masalah
a.
Apa itu optimal solution?
b.
Apa itu produsen dan fungsi
produksi?
c.
Bagaimana penentuan volume produksi
yang optimal ?
d.
Bagaimana maslahat dalam konsumsi itu?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Optimal
solution
Sesuai dengan asumsi rasionalitas,maka konsumsi seorang
muslim akan bertindak rasional.oleh sebab itu,pengambilan keputusan dari
seorang konsumen senantisa didasarkan pada perbandingan antar berbagai
refrensi,peluang dan manfaat serta madharat yang ada.konsumen yang rasioanl
selalu selalu berusaha menggapai prefrensi tertinggi dari segenap peluang dan
manfaaat yang tersedia.konsumen yang rasional berarti konsumen yang memilih
suatu kombinasi komoditas yang akan memberikan tingkat utilitas paling
besar.utilitas disini juga meliputi maslahat dan madharat yang ditimbulkan dari
mengonsumsi komoditas tersebut.
Dengan demikian, kepuasaan maksimum seorang konsumen terjadi
pada titik dimana terjadi persinggungan antara kurva indifference dengan
budget line. Konsumen akan memaksimalkan pilihannya dengan dua cara:
1) Memaksimalkan utility function
pada budget line tertentu
Maksimalisasi utility function pada budget tertentu
Kombinasi
Barang
|
Jumlah
barang X yang dikonsumsi
|
Jumlah
barang Y yang dikonsumsi
|
Pengeluaran
total
|
B
|
20
|
30
|
$80
|
R
|
20
|
20
|
$60
|
S
|
10
|
30
|
$70
|
Dengan tingkat pengeluaran tertentu yaitu $80, maka
kombinasi barang B lebih baik daripada kombinasi R dan S. Kombinasi B lebih
baik daripada R, karena dapat mengkonsumsi barang Y lebih banyak; dari segi
total pengeluaran pun terlihat bahwa masih ada yang tidak termanfaatkan sebesar
$20. Kombinasi B lebih baik daripada kombinasi S, karena dapat mengonsumsi
barang X lebih banyak; dari segi total pengeluaran pun terlihat bahwa masih ada
yang tidak termanfaatkan sebesar $10.
![]() |
Bab 5 teori ekonomi islam halaman
219
2) Meminimalkan budget line pada
utility function tertentu
Minimalisasi budget line pada utility function tertentu
Kombinasi
Barang
|
Jumlah
barang X
Yang
dikonsumsi
|
Jumlah
barang Y
Yang
dikonsumsi
|
Pengeluaran
total
|
B
|
20
|
30
|
$80
|
T
|
20
|
30
|
$90
|
Untuk mengonsumsi 20X dan 30Y cukup diperlukan uang $80.
Oleh karenanya kombinasi B lebih baik daripada kombinasi T, karena untuk
mendapatkan T ia harus membayar lebih mahal untuk jumlah barang yang sama.
Untuk mengonsumsi barang x dan y dengan tingkat kepuasan
yang sama, seorang konsumen mempunyai beberapa alternatif garis anggaran yang
dibutuhkan.
Dengan
demikian, optimalisasi konsumen akan terbentuk pada budget line paling
kecil untuk
mendapatkan
kepuasan yang sama.
B.Produsen
dan Fungsi Produksi
1.Produsen
Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang
dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan
barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan adalah konsumen.
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.kegiatan menambah daya guna menambah sauatu
benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan jasa.sedangkan kegiatan menambah daya
guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dianamakan produksi barang
2. Fungsi optimal produksi
Optimalisasi
produksi adalah suatu cara meningkatkan nilai dari suatu produksi dengan
pengaruh variabel. Cara mengoptimalkan produksi bisa dengan meningkatkan
kualitas produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi,
dan lain- lain.
Produksi
optimal, dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi untuk memproduksi output
tertentu,
posisi optimal ini dicapai, apabila tidak meningkatkan output tanpa mengurangi
produksi
output yang lain.
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep
efisiensi ekonomis atau
efisiensi harga. Dalam teori ekonomi
produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini.
Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor
produksi dikatakan efisien
apabila ia dapat menghasilkan
keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis,
tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi.
C. Penentuan volume produksi yang
optimal
Menurut
Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal dapat dilihat dengan
memperhatikan biaya variabel. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya
dapat digolongkan sebagai berikut:
·
Setiap biaya yang berubah- ubah
sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya
persiapan produksi (set up cost).
·
Setiap biaya yang berubah- ubah
sesuai dengan besarnya biaya rata-rata yang disebut dengan biaya penyimpangan
(holding cost).
Biaya
penyimpanan terdiri atas biaya- biaya yang bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan perperiode akan semakin besar apabila
rata- rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan:
· Biaya fasilitas-fasilitas
penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
· Biaya modal (opportunity cost of
capita)
· Biaya keuangan
· Biaya perhitungan fisik dan
konsiliasi laporan
· Biaya asuransi persediaan
· Biaya pajak persediaan
· Biaya pencurian, pengrusakan atau
perampokan
· Biaya penanganan persediaan, dan
sebagainya

D.Maslahat
dalam konsumsi
Dalam menjelaskan konsumsi,kita mengasumsikan bahwa
kosume cenderung memilih barang dan jasa yang memberikan
maslahat maksimum.hal ini sesuai dengan rasionalitas islami bahwa setiap pelaku
ekonomi selalu ingin menigkatkan maslahat yang diperolehnya.keyakinan bahwa ada
kehidupan dan pembalasan yang adl di akhirat serta informasi yang berasal dari
allah SWT adalah sempurna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan
konsumsi.
Sebagaimana
telah dijelaskan kandungan maslahat terdiri manfaat dan berkah.demikian pula
dalam prilaku konsumsi,seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan
berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya.konsumen merasakan adanya
manfaatsuatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik
atau psikis atau material.sedangkan menurut syariat islam hanyalah mengonsumsi
barang yang halal saja,karna itu merupakan kepatuhan terhadap allah SWT
sehingga akan menghasilkan ganjaran dan bagi yang mengonsumsi barang yang haram
akan mendapatkan siksaan darinya.
Misalnya,ketika
seseorang menonton televise di pagi hari,maka ia bisa melihat channel mengenai
berita politik dan hukum,berita criminal,film kartun,hiburan music atau siaran
lainnya.setiap jenis siaran tersebut dirancang untuk mampu memberikan manfaat bagi penontonnya baik berupa layanan
informasi maupu kepuasan psikis tambahan informasi dan kepuasan inilah
merupakan yang diinginkan seseorang maka pemenuhan kebutuhan tersebut akan
melahirkan maslahat sekaligus kepuasan namun jika pemenuhan kebutuhan tersebuttidak
di landasi oleh keinginan,maka hanya akan menghasilkan manfaat semata.
Ajaran islam tidak melarang manusia untuk memenuhi
kebutuhan ataupun keinginannya,selama dengan pemenuhan tersebut,maka martabat
manusia bisa meningkat.semua manusia dibumi ini diciptakan untuk kepentigan
manusia ,namun manusia diperintahkan untuk mengonsumsi barag atau jasa yang
halal dan baiksaja secara wajar,tidak berlebihan.pemenuhan kebutuhan ataupun
keinginan tetap dibolehkan selama hal itu mampu menambah maslahat atau tidak
mendatangka madharat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai
dengan asumsi rasionalitas, maka konsumsi seorang muslim akan selalu senantiasa
didasarkan pada perbandingan antarberbagai preferensi, peluang, dan manfaat
serta madharat yang ada. Konsumen yang rasional selalu berusaha menggapai
preferensi tertinggi dari segenap peluang dan manfaat yang tersedia.
Optimalisasi atau titik optimal bagi konsumen dapat terpenuhi dengan kombinasi
konsumsi yang dapat memberikan kepuasan konsumen secara maksimal. Kepuasan
maksimum seorang konsumen terjadi pada titik dimana terjadi persinggungan
antara kurva indifference dengan budget line.
Dalam
ekonomi islam ,diakui sebagai salah satu prilaku ekonomi dan kebutuhan asasi
dalam kehidupan manusia.Prilaku konsumsi diartikan sebagai setiap prilaku seorang konsumen untuk menggunakan dan memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
B.
Saran
Memproduksi
barang pun seharus nya memilih kualitas suatu barang dan memilih biaya minimal
yang di keluarkan untuk suatu produksi, namun dapat memberikan kepuasan
maksimal bagi konsumen beserta memiliki kemaslahatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Karim, Adiwarman.2007. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta:
PT. Raja grafindo
Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta:
Fakultas
Pusat Pegkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam(P3EI).ekonomi islam :Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia
Penyusun
0 komentar:
Posting Komentar